Entri Populer

Minggu, 28 Oktober 2012

REFLEKSI KEMAJUAN,TAPI KONDISI KAMPUNG TIDAK BERUBAH

Perkembangan di kampung kita begitu pesat dibanding sepuluh tahun yang lalu atau bahkan lima tahun yang lalu. terutama pada akses terhadap dunia luar sehinggah berpengaruh terhadap kemajuan lainnya. Jalan sudah bagus,bisa di lewati kendaraan. Di malam hari kegelapan tidak lagi menyelimuti desa "Barakah"nama lain dari desa sampekonan karena sudah ada listrik bantuan dari pemerintah. Anak-anak sudah bisa menonton televisi.Melalui televisi merka menyaksikan dan mengetahui bagaimana keadaan dunia luar. Ada sekolah TK hinggah Anak-anak usia 3 tahun bisa Sekolah dan belajar lebih awal sebelum masuk SD. Sekolah SMP juga sudah didirikan walaupun belum menjadi pilihan masyarakat untuk sekolah disitu karena manajemen dan pengelolaanya belum bagus.

Kebutuhan vital yang belum ada di desa sampekonan adalah ketidak tersediaan air bersih. Kalaun pun ada masyarakat harus menempuh jarak tiga kilo meter dengan jalan yang curam untuk mengambil air bersih. Akibat nya masyarakat mengkonsumsi air hujan yang ditampung di drum atau di bak penampungan,semua keluarga memiliki penampungan untuk menampung air hujan. Tapi air hujan juga hanya tersedia di musim hujan ketika musim kemarau datang masyarakat harus menempuh jalan yang curam untukmengambil air. Solusi lain, kebutuhan air bagi masyarakat yang memiliki kendaraan adalah dengan mengambil air di desa sebelah yang jaraknya empat kilo meter dan jalannya belum bagus. yang tidak punya kendaraan harus mengeluarkan biaya untuk menyewa ojek mengambil air. Sebenarnya sudah berkali-kali usaha dilakukan oleh masyarakat dengan bantuan pemerintah dan swadaya masyarakt untukmendatangkan air,bahkan sudah menghabiskan ratusan juta rupiah namun belum berhasil. (PR bagi kita-kita : Karang Taruna untuk berpikir dan bertidak bagaimana caranya agar kebutuhan air bersih masyarakat terpenuhi )

Dari segi ekonomi: kehidupan masyarakat sudah cukup mapan dilihat dari banyak nya kepemilikan sepeda motor yang banyak di miliki warga selain itu setengah dari masyarakatnya dari anak-anak hinggah kakek atau nenek telah memiliki handphone. Saya tidak mempersoalkan dari mana sumber keuangan sampai masyarakat bisa memiliki motor dan handphone serta sanggup menyekolahkan putra-putri mereka,mungkin karena harganya yang murah atau karena luasnya area pesaran hasil produksi (parang,piso dan kawan-kawanya) komoditas hasil keterampilan masyarakat. Selain itu ada pengaruh dari pemasukan uang yang dikirim oleh teman-teman kita yang merantau ke luar daerah. Kita tau bahwa banyak juga teman-kita yang mencari di luar daerah seperti ke Bitung,Kalimantan,Palu,Kendari,Jawa,Batam bahkan ada yang di luar negeri : Spanyol dan Taiwan. Selain itu melimpahnya hasil produksi parang dan piso karena kemajuan cara memproduksinya melalui perlatan yang lebih modren dan canggih. Gurinda menggunakan listrik tidak manual lagi, Palele (menjual) menggunakan motor tidak jalan kaki lagi.Babusah (terjemahkan sendiri) lebih gampang tidak terlalu letih.

Dengan mapannya kehidupan ekonomi walaupun masih ngos-ngosan untuk membiayai putra-putri mereka untuk sekolah. Setidaknya telah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendorong dan berusaha menyekolahkan anak - anak mereka sampai di perguruan tinggi walaupun dengan susah payah. Berbagai cara ditempuh untuk mencari biaya,seperti Palele: (menjual) dari kampung ke kampung. Atau bahkan ada yang menetap untuk sementara dan Tutuk ( terjemahkan sendiri) dan mencari di desa atau daerah lain. Ada juga yang ngojek sekedar menambah penghasilan.

Selain itu juga ada perubahan pandangan terhadap masalah sekolah ini,kalau dulu orang tua kita dan senior-senior kita hanya tau kalau sekolah selepas lulus SMP dan SMA mereka hanya tau masuk tentara dan polisi. Kalaupun ada yang jadi guru atau profesi lain selain tentara dan polisi itu merupakan pilihan kedua setelah tidak lolos masuk polisi dan tentara. Namun sekarang tidak lagi, banyak jurusan dan profesi yang menjadi pilihan untuk studi lanjut di perguruan tinggi walaupun sekarang masih di dominasi oleh keguruan dan kesehatan tapi setidaknya ada variasi jurusan selain tentara dan polisi.

Yang paling menonjol tapi tidak kita sadari adalah dengan semakin bertambah nya orang yang berpendidikan tinggi (baca: Sarjana). Saya melakukan survei dengan menghitung berapa kira-kira jumlah dari kita (putra-putri) desa sampekonan yang sedang dan telah lulus dari perguruan tinggi.?Keseluruhan berjumlah 50 an orang
, bahkan ada tiga orang yang sedang menempuh S2. Jumlah yang besar bagi sebuah desa terpencil yang susah diakses dan terletak diatas gunung. Tersebar di berbagai universitas di kota besar dengan jurusan yang beragam mulai dari keguruan,kesehatan,ekonomi dan islam serta komunikasi.

Hebatnya kita-kita menempuh pendidikan dan lulus dari universitas yang bagus di kota besar sebut saja UNG & STAIN (Gorontalo).UNIMA (Manado) UNM & UIN Alaudin(Makassar) ,UNTAD,STISIPOL & AL- Haerat (Palu) ,STAIN ( Kendari) AKPER & UNTIKA (Luwuk), ,Universitas Muhammadiyah (Banggai, Luwuk,Kendari & Jakarta)
Ada juga yang Sedang Menampuh S2 di UIN Alaudin Makssar dan IIUM Malaysia.

Tengok saja beberapa tahun yang lalu di awal tahun 2000 an tenaga pendidik asli orang Sampekonan yang mengajar di SDN sampekonan hanya dua orang tapi sekarang Kepala sekolah sampai penjaga sekolah merupakan orang asli desa Sampekonan hanya ada dua orang guru yang dari luar. Ini tentunya merupakan hal yang baik dengan begitu tidak ada lagi guru yang bolos karena alasan tidak betah tinggal di desa yang terletak di puncak gunung ini. Berarti ade-ade kita tidak lagi ketinggalan ilmu dan informasi akibat gurunya tidak datang mengajar.

Tapi apakah cukup hanya dengan teman-teman yang setelah lulus kuliah dan pulang mengabdi di kampung.?Apa yang kita bisa lakukan demi kemajuan desa kita.? Dengan jumlah sebanyak itu seharusnya kita berkontribusi terhadap kemajuan desa. Saat ini dengan jumlah kita yang lumayan banyak, belum ada hal positif yang kita buat terhadap kebaikan desa kita. Oleh karena itu Organisasi KARANG TARUNA (KATA CAKRA) di bentuk dan diaktifkan kembali agar mengakomodasi pemikiran dan kegiatan yang berdampak positif terhadap kemajuan desa dari kita semua.

Bagaimana dengan yang sudah lulus tapi tidak pulang mengabdi dikampung.? Atau apakah yang belum lulus atau sedang menempuh pendidikan tidak bisa berkontribusi terhadap kemajuan desa kita.?
Bisa....!!!! walaupun kita berada dimana saja bisa tetap berkontribusi terhadap kemajuan desa kita melalui komuniksi antar sesama yang sedang dan sudah lulus. Dengan komunikasi itu maka terjalin hubungan untuk membuat konsep yang konkrit dan bisa diterapkan di desa. Salah satunya dengan berkontribusi terhadap ide di bawah ini. Baru satu ide,kita akan tunggu ide-ide lainnya dari teman-teman.

Saat ini saya dan teman yang lain punya ide agar didirikan taman bacaaan di Desa kita,tempatnya di sekretariat karang taruna. Saya sudah mengusulkan pada ketua dan beliau setuju hanya saja kita kekurangan buku-buku bacaan yang akan ditempatkan di taman bacaan itu. Jadi bagi kita-kita yang tidak berada di kampung bisa mencarikan buku-buku bacaan yang bekas atau yang baru untuk di sumbangkan di taman bacaan tersebut. Atau bagi teman-teman yang sudah lulus dan mempunyai buku-buku yang sudah tidak di pakai lagi bisa di sumbangkan.

Jangan lupa Salah satu media komunikasi untuk saling berkomunikasi dan menuangkan ide dalam bentuk tulisan adalah melalui group facebook ini. Diharapkan kepada teman-teman untuk aktif menulis selain melatih kreatifitas dalam menulis. Apa lagi dalam perkuliahan tugas menulis tidak bisa di hindari. Maka belajar lah menuangkan ide dalam group ini

Terakhir tapi bukan yang terakahir kali adalah saya sampaikan kita harus berkontribusi bagi kemajuan desa kita. Ingat kita disekolahkan oleh orang tua kita bukan untuk kita nikmati sendiri tapi bagaimana kita bisa berbuat untuk keluarga,masyarakat bangsa dan negara kita. yang paling khusus terhadap kemajuan desa kita. Kita akan coba berbuat sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang telah kita peroleh selama menempuh pendidikan.

**( YKB) yakin kita bisa**.

PR Utama kita adalah mengawal proses pemekaran desa agar tanpa hambatan.
Catt : ( Sebenarnya SUB desa sampekonan: Desanya adalah DESA Labibi namun kita sebut saja desa sampekonan agar kita tebiasa karena sebentar lagi kita akan menjadi Desa bukan SUB desa.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar